Senin, 15 April 2013

Hunter x Hunter Chapter 1

Monster, spesies hewan langka ...
Kekayaan yang terkubur, harta karun ...
Dunia yang belum pernah terjamah ...
Dunia sihir dan orang-orang yang mendapat kekuatan itu, para Hunter ...


Hunter x Hunter Chapter 1 - Hari Keberangkatan

Teks Version by Komunitas Anime Manga Indonesia KAMI

Hari itu di Whale Island, sebuah pulau yang dipenuhi oleh hutan dan hewan-hewan aneh, tampak seorang anak sedang memancing di sebuah danau ...
Tach ...
Umpannya mulai bergetar.
"!!" Anak itu merasakannya, dan ...
"Aku dapat ...
Aku mendapatkannya!!!" Dengan sekuat tenaga ia mengangkat pancing tersebut.
Whussss ...
"Aku mendapatkannya!!!!"
Seekor ikan raksasa terpancing olehnya.

Dengan senangnya, ia berlari sambil mengangkat ikan menuju suatu tempat di desa dimana kerumunan masyarakat terlihat sedang menunggu-nunggu.
"Wooww, dia berhasil" Ucap salah seorang warga.
"Bahkan kita tak bisa menangkapnya dengan lima orang sekalipun ..."
"Aku bahkan sudah berusaha selama 10 tahun untuk mendapatkannya, tapi tak pernah berhasil"
"Anak ini bhenar-benar kuat" Ucap para warga.

"Baiklah, aku telah menangkap rajanya ikan seperti apa yang telah ku janjikan!
Sekarang, kau harus menepati janjimu, Mito-san!!" Ucap si anak ke seorang perempuan bernama Mito-san, bibinya sambil memberinya sebuah surat, surat pernyataan bahwa ia boleh mengikuti ujian hunter.
"..." Mito tampak masih agak ragu untuk menandatangani surat itu, ragu untuk membiarkan keponakannya yang masih kecl itu untuk mengikuti ujian Hunter.

"Ayolah cepat, biarkan dia mengikuti ujian itu" Ucap seorang warga.
"Yeah, aku sangat yakin suatu hari nanti Gon akan menjadi hunter yang sangat hebat" Lanjut yang lain.

"Jangan bicara sembarangan!! Gon masih ..." Mito masih ragu.
"Benar sekali, seseorang tak boleh berbicara sembarangan" Ucap Gon.
"Itu berarti, seseorang tak boleh mengingkari janjinya, iya kan, bi?" Lanjutnya.
Mito terdiam dan akhirnya menandatanganinya.

"Lakukan saja apa yang kau mau" Ucap Mitp danh Kemudian kemudian masuk ke rumahnya.
"terimakasih!!" Gon terlihat sangat senang dan kemudian berlari menuju kantor pos terdekat.

....................

Sementara di dalam rumah, Bibi Mito masih terlihat berat untuk melepas kepergian Gon.
"Darahnya memang mengalir di anak itu ...
Tapi bagaimana bisa?
Aku bahkan tak pernah memberitahu bahwa ayahnya adalah seorang hunter ...
ia juga tak pernah bertanya ..."
"Seseorang pasti telah memberitahunya, atau mungkin karena dia mewarisi keberanian dan kekuatan ayahnya" Ucap seorang wanita tua di sebelah Mito.
"Aku tahu kalau suatu hari ini pasti akan terjadi" Lanjutnya.

"Tak ada alasan untukku menghentikannya ...
Cahaya di matanya, sama yang ada pada ayahnya" Mito teringat akan ayah Gon yang adalah seorang hunter.

....................

Gon terus berlari, menuju pos pengirim surat.
"Maafkan aku bi Mito, sebenarnya, aku telah mengetahuinya dari dulu" Pikir Gon sambil berlari.

Akhirnya, Gon sampai di sebuah pos. Kemudian, iapun memasukan surat tersebut.

Srattt!!!
Semak-semak berguncang, sesuatu dengan cepat menuju ke arah Gon.
"!!!" Seekor binatang sejenis beruang telah berdiri di depan Gon, bersiap-siap untuk menerjangnya.
Sett ...
Hewan itu meloncat ke arah Gon.
Dan ...
Ternyata mereka malah berpelukan.
Sepertinya Gon dan hewan itu berteman baik.

Setelahnya, mereka bahkan pergi memancing.
Sambil memancing, Gon teringat akan masa lalu ...

....................

Tiga tahun sebelumnya ...

"Grrrrrrr!!!!!" Seekor beruang raksasa berdiri sangar di depan Gon yang ketakutan.
Dan di belakang beruang tersebut, terlihat seekor beruang kecil.

Mungkin si induk merasakan kalau Gon berbahaya dan hendak melindungi anaknya.

"Roarrr!!!" Beruang induk bergerak menerkam tubuh Gon.
Namun, sett ...
Tiba-tiba seseorang menahannya dengan pedang yang ia bawa.
"!!!" Gon terkejut, ia bahkan tak kenal dengan lelaki yang menolongnya itu.

"Hmm, seekor Kitsune-Guma dan anaknya ya ...
Aku tak suka melakukan ini, tapi kalau dibiarkan mdia akan menyakiti anak ini" Ia membuka pedang yang tadi masih bersembunyi dibalik pelapisnya.
"Aku harus serius"

Jblasshhh!!!

Ia menebas tewas hewan tersebut.

....................

"Bisakah kau berdiri, nak?" Ia menanyakan kondisi Gon.
"Umm, ya ..." sambil tertatih, Gon mendekat ke arahnya.

Jbuakk!!!

Lelaki tadi memukul kepala Gon.
"Bodoh!!!!
Jangan masuk ke hutan terlarang sembarangan!!!!" Bentaknya.
"Lihat tanda itu!!!" Ia menunjuk goresan cakar yang terukir di pohon.

"Itu adalah tanda daerah kekuasaan Kitsume-Guma!!! Kau bisa melihatnya kan!??
Bahkan hewan-hewan yang melihatnya juga tak akan berani mendekat ...
Apa ayahmu tidak pernah mengajarimu!???" Bentaknya lagi.
"Sial, gara-gara burung itu ...
Coba tadi aku pura-pura tidak peduli dan membiarkannya ...
Membunuh mwmbuatku merasa tidak enak ...
Sudah lama semenjak ..."

"Aku tak punya ayah, juga ibu" Ucap Gon.
"..." Lelaki tadi terdiam.

"Mereka meninggal pada sebuah kecelakaan setelah aku lahir ...
Bibikulah yang merawatku selama ini" Jelas Gon.
"Maafkan aku" Icap lelaki tadi.

"Gunakan ini untuk mengobati lukamu" Ia lalu melempar sebuah bungkusan obat ke Gon.

"Aku akan merawatnya" Gon mengelus anak hewan mirip beruang bernama Kitsume-Guma itu.
"Tidak mungkin ...
Kitsume-Guma tidak suka dipelihara oleh manusia" Ucap si lelaki.
"Nnn" Gon memandangnya dengan tatapan yang tajam.
"!!" Lelaki tadi terkejut.
"Ka-kau ...
Apa nama ayahmu, Jin?"
"..." Untuk sejenak Gon terdiam heran.
"Apa tuan kenal dengan ayahku?" Gon bertanya.

"Sungguh mengejutkan ...
Ada hal yang tak bisa ku jelaskan ...
Aku bahkan tak begitu yakin kenapa aku berkunjung ke tanah kelahiran Jin ..." Lelaki tadi kemudian duduk di sebelah Gon.
"Namaku Kaito, seorang Hunter ...
Aku adalah muridnya Jin" Ia memperkenalkan diri.

"Jin mengajariku cara menjadi hunter dari awal ...
Tes terakhir yang diberikannya padaku adalah untuk menemukannya ...
Tes ini benar-benar lebih sulit dari tes-tes sebelumnya ...
Karena dia itu hunter terhebat yang aku tahu ...
Kalau aku tak menemukannya, aku hanya akan tinggal bosan di kota Shanty, aku tak mau itu" Jelas Kaito sementara Gon terlihat heran dan sedikit kaget.

"Jin belum mati" kata itu semakin membuat Gon kaget.

"Kalau bibimu berbohong padamu, mungkin karena ia tak ingin kau mengikuti jejaknya menjadi seorang hunter ...
Tapi dia tak bisa menghalangimu, aku tahu kau akan menjadi seorang hunter yang hebat ...
Seorang hunter yang hebat, disukai oleh binatang" Ucapnya dan kemudian pergi.

"Umm" beruang kecil tadi melihat ke arah Gon.
".." Gon tersenyum padanya. Dan semenjak itulah, hingga beruang itu tumbuh besar seperti sekarang, mereka berteman.

"Eh?" Gon melihat ke sebuah gantungan kunci bertuliskan XX yang tampaknya dijatuhkan oleh Keito tadi saat berhadapan dengan induk Kitsume-Guma. Kemudian, Gon memungutnya dan masih menyimpannya sampai sekarang.

....................

Flashback berakhir ...

"Yaah ..." Gon tersadar dari lamunannya.
"Kon, mulai sekarang kita akan berpisah" Ucapnya ke Kon, anak Kitsume-Guma tadi yang telah tumbuh besar.
"Karena, aku akan menjadi seorang Hunter" Ucap Gon.

"Suatu ketika seorang hunter akan dihadapkan pada kenyataan untuk melawan binatang ...
Ini pasti akan membuat kebencian antar satu sama lain ...
Karena itulah, binatang yang bersama seorang hunter tak akan bisa hidup di hutan ...
Kon, kau itu raja hutan, aku tak mau membawamu pada masalah ...
Kau mengerti kan?"
"Mmm" Kon terdiam dan kemudian pergi.

"..." Gon diam dan, ia terkejut saat melihat ke depan.
Para hewan telah berdiri berkumpul, sepertinya ingin memberi salam perpisahan.

"Kalian ...
Selamat tinggal!! Jaga diri kalian ya!!!" Gon berlari sambil tersenyum.

Gon terus berlari, menuju ke rumah.

....................

Akhirnya, Gon sampai rumah ...

"kapan kau akan pergi?" Bibi Mito bertanya.
"Awal minggu ini ..." Jawab Gon.
"Ya ...
Apa yang ayahmu lakukan, kau tahu?"
"Ya ..."
"Dia, dia meninggalkanmu saat kau masih bayi"
"..." Gon sedikit terkejut mendengar kejujuran dari Mito.

"Ayahmu tidak peduli denganmu" Ucap Mito.
"Hunter ...
Pasti butuh kerja keras untuk menjadi seorang hunter"
"Gon ...
kau ...
memang benar-benar anaknya" Mito kemudian pergi ke kamarnya.

"Maafkan aku, bi Mito ...
Tapi kau benar, aku adalah anaknya ..." Pikir Gon.

"Tes terakhir yang diberikannya padaku adalah untuk menemukannya ...
Tes ini benar-benar lebih sulit dari tes-tes sebelumnya ...
Karena dia itu hunter terhebat yang aku tahu ..." Gon teringat kata-kata Kaito.

...................

Haripun berlalu ...
Dan kini, Gon telah bersiap.
Ia bahkan telah sampai di pelabuhan.

"Aku akan menemukanmu, ayah"

"Bawalah ini, ini bekal untuk perjalananmu" Para warga melepas keberangkatan Gon dan seorang dari mereka memberinya bungkusan.
"Eh, terimakasih ..."
"Hati-hati ya ..."

"Eh, Gon ..." salah seorang warga menunjuk ke belakang Gon, ke arah Mito yang ternyata datang.
"Eh?" Gon sedikit kaget.

"Bibi Mito ..." Ia kemudian menghampirinya.
"Teriakasih semua yang telah bibi berikan selama ini"
"Gon ...
Maaf, aku berbohong ...
Jin tidak pernah tak peduli terhadapmu ...
Akulah yang telah memisahkanmu dengan ayahmu ...
Aku tak mau kau ..."
"Hmm, aku tahu bibi berbohong"
"Eh?"
"Saat bibi berbohong padaku, bibi tak pernah menatap wajahku"
"Hiks ..." Bibi Mito memeluk Gon.

....................

"Jaga diri ya ...
Aku janji suatu hari nanti akan menjadi hunter yang hebat" Gon telah naik ke kapal dan ia melambai-lambaikan tangan.

Akhirnya, kapalpun berlayar, perlahan meninggalkan jauh Whale Island ...

"Hahaha, hunter yang hebat katamu?" Seorang yang juga penumpang kapal menertawai Gon.
"Kau pasti bercanda ..." Ucapnya.

"Di kapal ini, setiap tahunnya ada banyak orang yang berharap menjadi hunter dari berbagai pelosok Negeri ...
Banyak sekali, tapi hanya beberapa yang menjadi hunter ...
Karenanya, banyak yang ingin saingan mereka berkurang ...
Jadi, saling membunuh antar mereka adalah hal yang biasa ..." Jelasnya. Dan benar saja, terlihat banyak penumpang berwajah sangar di kapal itu.

-To be Continued-